Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia mengembangkan kemapuannya lebih banyak mereka bersedia mengembangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah ditetapkan. Munculnya seorangan pemimpin merupakan hasil dari suatu proses yang dinamis yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok, hal ini bila kita telusuri lebih jauh dimana dalam suatu  kelompok atau organisasi akan nampak dinamika-dinamik perilaku organisasi yaitu tentang konfilik, pengambilan keputusan, komunikasi dan lain-lain.
Read More

Kepanitiaan

Panitia merupakan tipe formal amat penting yang dijumpai sekarang ini dalam kehidupan keorganisasian. Panitia adalah suatu kelompok orang-orang yang mempunyao fungsi kolektif atas suatu kelompok dimana persoalan dipecahkan secara bersama. Definisi ini menekankan suatu ide, bahwa panitia itu terdiri dari suatu kelompok orang yang dibentuk oleh organisasi untuk mencapai tujuan yang bersifat perbidangan.
Read More

Membentuk Organisasi yang Baik

Untuk membentuk suatu organisasi yang baik sebenarnya kembali kepada individunya masing-masing dan tidak lepas pula dari unsur manajemen dan sistem. Manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha-usaha bersama.

Read More

Keorganisasian; Pengantar

Organisasi adalah sebagai usaha atau kegiatan sekelompok manusia dengan menggunakan alat-alat dan fasilitas secara berencana, sistematis dan terkondisi untuk mencapai suatu tujuan. Organisasi merupakan bagian dari ruang lingkup administrasi. Karena dalam ilmu adaministrasi manusia dituntut selalu meningkatkan egektifitas dan efesiensi kerja dalam suatu kelompok dengan mencari alat-alat atau metode yang tepat, mengatur dan membina penyaluran tenaga manusa sebagai unsur pelaksana.
Read More

Membuat Api

Selain air, api merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan alam bebas. Api memiliki bagian dari kegiatan alam bebas seperti:
  1. Memasak makanan
  2. Mencagah dari hewan buas
  3. Menjadi teman di kala malam
  4. Penerang di kala gelap
  5. Mengurangi nyamuk di kala malam hari
  6. Alat komunikasi atau sinyal
  7. Menghangatkat tubuh

Read More

Mencari Air

Air merupakan bagian yang sangat vital dalam kehidupan makhluk hidup terlebih manusia. Kekuarangan air dalam tubuh manusia akan mengakibatkan dehidrasi yang bisa membawa kepada tidak terkontrolnya tubuh manusia, pusing, demam, pandangan berkunang-kunang bahkan bisa menyebabkan kepada kematian.

Dalam kehidupan alam bebas, setiap para petualang harus memiliki bekal survival yang salah satunya adalah kemampuan untuk mencari atau menemukan air dalam rangka pertahanan keseimbangan tubuh (bertahan hidup).

Kemampuan tersebut bisa didapat dari pengamatan, pengalaman dan pengetahuan yang dipelajari. Mempelajari tentang bagaimana menemukan air tidak lepas dari mengenai sifat tentang sifat air tersebut yang diantaranya adalah:
  1. Air bersifat cair sehingga selalu mengalir dari daerah tinggi menuju daerah rendah.
  2. Air apabila dipanaskan akan menguap dan terjadi kabut, embun dan awan.
  3. Air selalu berkumpul di daerah dingin dan lembab.
  4. Air meresap diantara daerah yang memiliki sela-sela/pori-pori
Selain hal di atas dalam kategorinya, air dibedakan menjadi:
  1. Air yang bisa diminum dan dipergunakan.
  2. Air yang tidak bisa diminum tapi bisa dipergunakan
  3. Air yang tidak bisa diminum dan dipergunakan

Dari beberapa sifat air yang disampaikan di atas maka ada beberapa cara untuk menemukan air di antaranya:
  1. Menemukan air pada sumbernya seperti sungai, danau, kali, pancuran, mata air, air bawah tanah dan laut.
  2. Menemukan air dari tumbuh-tumbuhan yang banyak mengandung air seperti pohon buah-buahan (kelapa), sela-sela pohon (pisang, bambu) batang-batangan (rotan, tebu), kaktus, aren, dll.
  3. Menemukan air dari mengumpulkan air dengan ponco di waktu hujan dan mengumpulkan dari sisa-sisa air di daun setelah hujan.
  4. Menemukan air dari embun dengan benang yang dibentangkan.
  5. Menemukan air dengan menguapkan air dalam tanah.
  6. Menemukan air dengan menguapkan daun-daun hidup dalam kantong plastik.

Reference
  1. http://ilmu.gudangmateri.com/2011/04/cara-mencari-air-bila-anda-tersesat.html
  2. http://www.pramukanet.org/index.php?option=com_content&task=view&id=229&Itemid=52
  3. http://pendakijogja.wordpress.com/2010/04/30/cara-mencari-air/
Read More

Basic Survival


Survival adalah suatu tindakan yang paling awal yang dilakukan oleh setiap makhluk yang hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman, survival adalah perjuangan agar tetap hidup. Survival merupakan kemampuan untuk bertahan hidup di dalam kondisi apapun. Survival juga bisa diartikan sebagai teknik dalam menghadapi berbagai ancaman yang mengancam keselamatan diri. Di kalangan penggiat out bond survival dimaknai sebagai kemampuan dan teknik bertahan terhadap kondisi yang membahayakan kelangsungan hidup yang terjadi di alam terbuka dengan mempergunakan perlengkapan seadanya. Pelaku dari survival sendiri disebut survivor.

Kemampuan bertahan hidup (survival) ini sangat penting dikuasai oleh setiap orang yang sering beraktifitas di alam bebas seperti pecinta alam dan pendaki gunung. Dengan memahami prinsip dasar survival, seorang survivor diharapkan mampu mempersiapkan diri (penguasaan medan, peralatan, dan teknik) dan mampu mengambil tindakan yang tepat.

Survival dijelaskan sebagai berikut:
S = Size Up the Situation
U = Use all your senses, undue haste makes waste
R = Remember where you are
V = Vanquish fear and panic
I =Improvise
V = Value living
A = Act like the natives
L = Live by your wits, bu for now, learn basic skills

Berdasarkan jenis medannya, Survival dapat dikategorikan menjadi 4 jenis yaitu:

1. Survival di hutan (Jungle Survival)
2. Survival di laut (Sea Survival)
3. Survival di padang pasir (Desert Survival)
4. Survival di dareah kutub (Antartic Survival)

Namun jika dilihat berdasarkan kondisi alam di indonesia, survival bisa juga mencakup kemampuan bertahan terhadap medan hutan belantara, rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapi, dsb. Dari masing-masing medan tersebut diperlukan persiapan dan penanganan yang kadang berbeda.

Ketika menghadapi kondisi yang menuntut untuk survival yang terpenting adalah tidak perlu panik. Hal ini biasanya di rumuskan dengan istilah “STOP” yang terdiri atas:

S  = Stop (berhenti).
T  = Thinking (mulailah berpikir, dengan ketenangan berpikir akan mudah bertindak)
O = Observe (amati keadaan disekitar kita, apa yang bisa kita kerjakan)
P  = Planning (buat perencanaan mengenai tindakan yang akan kita lakukan)

Sikap tidak panik ini sangat penting sehingga seorang survivor mampu menggunakan lima elemen dasar dalam survival dengan baik. Kemampuan memanfaatkan kelima elemen ini akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu survival. Kelima elemen dasar itu adalah: api, pelindung, sinyal, makanan dan minuman, dan pertolongan pertama.

Membuat Api

Api mempunyai peranan yang sangat penting dalam survival karena berfungsi sebagai penghangat tubuh (ketika malam), menghalau binatang buas, penerangan, memberikan sinyal bahaya dan untuk memasak makanan dan minuman.

Untuk menciptakan api bisa menggunakan dua cara yaitu dengan pemakaian alat (korek api) dan dengan cara alami. Karenanya sangat penting bagi seorang yang berada di alam bebas untuk selalu membawa korek api yang tahan air atau menyimpannya di tempat yang tahan air. Sedangkan untuk cara kedua, membuat api dengan cara alami salah satunya adalah dengan batu dan kayu kering yang tentunya membutuhkan keahlian khusus yang di dapat lewat latihan.

Yang perlu diingat, untuk menciptakan panas, ternyata api kecil mampu memberikan kehangatan yang lebih dibanding api besar. Untuk membuat api, bisa mencari potongan-potongan kayu. Kumpulkan secukupnya kemudian berilah sedikit minyak atau bahan lain yang mudah terbakar (plastik atau kertas) untuk memulai pembakaran.

Membuat dan Mencari Pelindung

Pelindung diartikan sebagai apa pun yang mampu melindungi tubuh dari sengatan matahari, dingin, angin hujan atau pun salju. Baju adalah pelindung pertama tubuh. Pakailah baju yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jika panas gunakan baju yang tipis. Sebaliknya jika cuaca sedang dingin pakailah baju tebal (hangat). Kenakan jas hujan bila turun hujan.

Selain baju, jika harus berdiam cukup lama di tempat dengan temperatur dingin atau sewaktu malam hari diperlukan bivouc atau tenda baik yang telah dipersiapkan dari rumah maupun mempergunakan bahan-bahan dari alam seperti gua, ranting pohon, dedaunan dan lain sebagainya.

Membuat dan Mencari Sinyal

Sinyal yang dimaksudkan di sini adalah segala sesuatu yang bisa dijadikan alat untuk meminta pertolongan atau memberitahukan kondisi dan lokasi kita. Alat yang dapat digunakan seperti api, cermin, lampu senter, bendera. Ada berbagai cara yang bisa dipakai untuk memberikan sinyal. Jika ingin memanfaatkan api untuk sinyal maka berhati-hatilah jangan sampai terjadi kebakaran. Gunakan sinyal cermin jika melihat pesawat atau orang pada jarak yang cukup jauh. Sedangkan bila malam tiba bisa menggunakan lampu senter untuk memberi sinyal. Atau bisa pula meminta perhatian dengan cara membuat asap dengan pembakaran. Selain itu, batu, balok atau kain yang berwarna mencolok bisa juga dimanfaatkan untuk memberikan sinyal.

Mencari Makanan dan minuman

Makanan dan minuman adalah hal vital. Karena itu, Anda harus pandai memanfaatkan persediaan air dan minuman yang sangat terbatas. Cobalah minum jika sedang haus atau sore hari. Pasalnya, manusia bisa hidup selama tiga hari lebih tanpa air. Selain itu, perhatikan soal makanan manusia mampu bertahan hidup tanpa makanan hingga 3 minggu karenanya jangan sembarang memakan tumbuhan yang belum dikenali benar.

Kemampuan mencari makanan sedikit banyak berasal dari pengalaman dan pengetahuan tentang keilmuan botani dan zootani. Dengan pengetahuan tersebut akan membantu bagaimana membedakan bahan yang bisa dimakan atau aman untuk dikonsumsi dengan yang berbahaya untuk dikonsumsi. Sedangkan kemampuan mencari minuman sangat terkait dengan pengetahuan bagaimana menemukan air untuk dikonsumsi

Pertolongan Pertama

Pertolongan pertama adalah pertolongan darurat atau sementara untuk menghindari bahaya yang lebih besar seperti pertolongan terhadap gigitan binatang dan hipotermia. Dalam memberikan pertolongan pertama bisa menggunakan peralatan (obat-obatan) yang telah kita persiapkan sejak awal ataupun memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar. Kemampuan memberikan pertolongan pertama memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang harus dilatih.

Ada beberapa permasalahan yang akan kita hadapi, yaitu masalah / bahaya yang ada di alam (bahaya obyektif), masalah yang menyangkut diri kita sendiri (bahaya subyektif). Ada beberapa aspek yang akan muncul dalam menghadapi survival:
  1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan, dll.
  2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, luka, lelah, dll.
  3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dll.

Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan survival, selain faktor keberuntungan (nasib baik/pertolongan Tuhan tentunya), yaitu:
  1. Semangat untuk mempertahankan hidup.
  2. Kesiapan diri.
  3. Alat pendukung.
Beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menghadapi survival :
Perlindungan terhadap ancaman :
  1. Cuaca,
  2. Binatang,
  3. Makanan/minuman
  4. Penyakit

Untuk mengatasi keadaan cuaca yang dingin atau panas adalah dengan membuat bivak atau tempat berlindung sebagai sarana perlindungan yang nyaman bagi kita dari ancaman faktor-faktor alam yang ekstrim, selain itu agar badan kita tetap nyaman, usahakan selalu memakai pakaian yang kering.

Makanan dan minuman juga sangat penting yang harus didapatkan dalam menghadapi keadaan yang genting dimana kita butuh tenaga / kalori untuk melakukan aktifitas. Ciri-ciri dan karakteristiknya harus kita kenali agar tidak membahayakan. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat botani dan zoologi praktisdibawah ini :

Mempelajari botani dan zoology praktis dianggap penting untuk lebih mengenal jenis tumbuhan dan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan darurat (survival food) atau obat-obatan. Selain itu kita dapat mengenal jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan yang harus dijauhi karena beracun, berbisa, atau dapat mengancam keselamatan jiwa. Hal ini penting karena alam Tropis memiliki karakteristik yang berbeda dengan alam Sub Tropis.

Daerah tropis memiliki karakteristik sebagai berikut : Keanekaragaman species yang tinggi tetapi dalam satu species jumlah populasinya rendah. Artinnya harus lebih banyak mengenal keanekaragaman species yang lebih banyak bila dibandingkan dengan yang di Sub Tropis. Selain itu alam tropis dengan jumlah populasi yang tidak terlalu banyak menyebabkan kita harus sedikit berusaha lebih keras lagi guna memanfaatkannya. Yang terakhir cuaca alam tropis relatif stabil dan perbedaan yang drastic dan ekstrim jarang ditemukan.



Reference
  1. http://gizanherbal.wordpress.com/2011/07/27/survival-bertahan-hidup/
  2. http://hutantropis.com
  3. http://napiculture.blogspot.com/2009/09/survival.html 
  4. http://military-military.blogspot.com/2010/12/jungle-survival.html
  5. http://sidaacuta.blogspot.com/2010/09/survival.html
  6. http://www.survivalinternational.org/
  7. http://library.usu.ac.id/download/fp/hutan-tito.pdf
Read More

Zoologi Praktis

Sebagaian besar hewan pada dasarnya dapat dimakan. Kesulitannya adalah bagaimana cara mendapatkannya. Untuk itu diperlu pengetahuan tentang habitat, dan tingkah laku hewan tersebut.

Untuk menangkap hewan diperlukan keberanian dalam mengambil keputusan, misalnya : hewan selalu mencari air untuk keperluan sehari-harinya. Apabila kita ingin mendapatkan bermacam hewan, harus menuju sumber air. Dalam hal ini kita akan dihadapkan pada satu masalah. Bila di dekat sumber air banyak hewannya berarti juga banyak hewan yang berbahaya bagi kita.

Habitat Hewan
Habitat yang paling banyak jenis hewannya adalah pantai dan laut dangkal. Semakin tinggi permukaan tanah, jenis hewan yang ada semakin sedikit. Jadi bila tersesat digunung dan ingin mencari makanan (hewan), jangan terus naik ke puncak gunung. Lebih baik turun, kemungkinan besar akan menemukan berbagai jenis hewan.

Prilaku Hewan
Prilaku setiap hewan adalah khas. Kapan kita akan mudah menangkap suatu hewan, kapan harus menghindarinya. Pada musim kawin, hewan-hewan biasanya kurang peka terhadap sekelilingnya. Saat seperti inilah yang baik untuk menangkapnya. Burung-burung pindah dari daerah dingin ke daerah panas. Ikan salem atau belut/lindung yang berpindah tempat di sungai dan laut untuk bertelur. Ular yang menjaga telur atau anaknya biasanya bertambah ganas.

Binatang Berbahaya
  • Nyamuk di daerah malaria.
  • Lalat dayak/lalat kerbau (besarnya 2 kali lalat biasa) terdapat dihutan Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya. Bekas gigitannya bengkak dan gatal, bias infeksi.
  • Lebah, sengatannya beracun, dalam jumlah besar/banyak dapat mematikan.
  • Kelabang, kalajengking. Bekas sengatannya sakit, bengkak. Untuk mengurangi rasa sakit dapat dengan ammonia, tembakau dan sambiloto.
  • Pacet, lintah. Menghispa darah, untuk melepaskannya siram dengan air tembakau.
  • Ular berbisa : ular Hijjau, ular bakau, ular tanah, ular sendok/kobra, ular belang dll. Umumnya jenis ular berbisa dapat diketahui dengan melihat bentuk kepala (segi tiga), leher relatif kecil, terdapat lekukan antara mata dan hidung, mempunyai gigi bias.

Binatang Yang Berguna
  • Hampir semua mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya
  • Ular, kadal, kura-kuran dapat dimakan.
  • Lebah bias diambil madu dan larvanya.
  • Cacing dan siput hutan dapat dimakan.

Serpentes (Ophidia)
Di Indonesia banyak sekali jenis ular termasuk yang berbisa. Ular pada umumnya aktif di siang hari. Anggota badan yang banyak digigit adalah tungkai, kemudia jari kaki.

Ular yang banyak menyebabkan kematian antara lain ular tanah (angkistrodon), ular hijau (Trimeresurus), ular Anang, Biludah.
Macam gigi bisa :
  • AGLYPHA, tidak mempunyai gigi bisa. Contoh : ular Sanca / phyton, ular sawah (umumnya dari keluarga Colubridae).
  • PHISTOGLYPHA, mempunyai gigi bisa dibelakang. Contoh : Ular Cincin Mas (Boiga dendrophila), Ular Pucuk/Ular Daun (Dryophis).
  • PROTEROGLYPHA, mempunyai gigi bisa di depan, yang efektif untuk menyalurkan bias. Contohnya Elapidae, Hydrophiidae.
  • SOLENOGLYPHA, mempunyai gigi bisa di depan dan dapat dilipat. Umumnya gigi bias tersebut besar. Contohnya Crotalidae, Viperridae.
Macam bisa :
  • Neurotoksin, yang menyerang jaringan saraf dan bersifat bertentangan dengan tranmisi rangsangan saraf. Menyebabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jaringan otak.
  • Hemotoksin, yang menyerang darah dan system peredarannya. Dapat menguraikan protein, menyebabkan sel darah rusak dan menggumpal.
  • Kardiotoksin, yang diserang adalah otot jantung.
  • Miksotoksin, yang diserang cairan dalamtubuh.
Penanggulangan Gigitan Ular :
  • Korban jangan banyak melakukan gerakan, dan tidak panaik.
  • Luka dibersihkan.
  • Torniket digunakan untuk mencegah kemungkinan menjalarnya bias ke Jantung. Torniket diletakkan antara luka dengan jantung (luka di daerah anggota badan).
  • Ular yang menggigit harus ditangkap dan diketahui jenisnya. Bila berbisa, dapat ditentukan jenis bisanya.
  • Korban dibawa ke puskesmas setempat / rumah sakit terdekat.
Obat yang biasa digunakan untuk menawarkan bisa:
  • Aspirin untuk menghilangkan rasa sakit.
  • Vitamin B kompleks dan Paracetamol untuk menghilangkan rasa nyeri dan panas.
  • Antivenin Polyvalent, serum anti bias yang bersifat umum.
  • Antivenin Taipan, serumuntuk gigitan ular Taipan.
  • Antivenin Brown Snake, serum untuk gigitan ular Mulga.
  • Antivenin Papua Black Snake, serum untuk gigitan ular hitam Irian.
Beberapa cara mendapatkan air
  • Galilah lubang sedalam kira-kira 30-50 cm dengan diameter yang lebih besar dari misting / rantang (apa pun yang dapat digunakan untuk menampung air)
  • Potonglah ranting kering dengan panjang kira-kira 50 cm, siapkan selembar plastik yang cukup lebar (bisa juga menggunakan ponco / jas hujan).
  • Letakkan misting / rantang di dasar lubang, tegakkan batang / ranting tadi dan tutupi dengan pastik, jangan lupa letakkan batu disekelilingnya agar tidak mudah bergeser. (lihat gambar 1)
  • Tunggulah air menguap dari permukaan tanah.
Api sangat berguna untuk menghangatkan tubuh kita, untuk memasak dan untuk melindungi diri kita dari ancaman binatang-binatang buas, teknik dan cara pembuatan api harus kita kuasai dengan baik. Membuat jebakan untuk mendapatkan makanan juga salah satu cara untuk tetap bertahan.
Tumbuhan penyelamat di saat darurat
Aktivitas di alam terbuka sering memunculkan situasi darurat. Tersesat, terhadang cuaca buruk, atau kehabisan bekal. Jangan panik, tumbuhan liar hutan menyediakan aneka daun, buah, umbi, batang yang bisa dimakan, asalkan kita mengenal ciri-cirinya.

Kalau Agan mengaku pencinta alam yang doyan menempuh rimba atau mendaki gunung, pasti kenal dengan istilah survival, yaitu upaya untuk bisa bertahan hidup di alam liar. Pengetahuan survival wajib dikuasai oleh para petualang untuk menghadapi situasi darurat lantaran kehilangan orientasi atau kehabisan bekal.

Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia, Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk dimakan.

Tak beracun = dimakan satwa

Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan.

Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari.

Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans) waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.

Sementara itu beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis. Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya (seperti kelapa dan siwalan).

Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan. Ciri-ciri Myrtaceae adalah daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.

Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa jadi penyelamat dalam keadaan darurat. Daun begonia umumnya berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.

Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil. Hindari makan iles-iles (Amorphophallus sp.)

Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain, bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam). Di antaranya gembili (Dioscorea aculeata), gembolo (Dioscorea bulbifera), ubi rambat. Tapi bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, harus ekstrahati-hati. Jenis yang kedua ini misalnya gadung (Dioscorea hispida), yang beracun, walau tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus.

Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi.

Di tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak dimakan. Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa (Passiflora sp.). Markisa ini adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak (Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani (Melastoma sp.), arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan

Hindari warna mencolok

Selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat. Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno.

Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan hewan percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat.

Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan.

Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi.

Tahukah Anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya, misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas, racun pada jamur ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur merang (Volvariella volvacea), meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan.

Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar.

Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 – 7 hari.

Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi. Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan “dipancing-pancing”. Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu mengurangi kadar racun, kalau ada.
Read More

Botani Praktis


Permasalah dalam survival mengenai masalah Botani Praktis adalah survivor harus mengenal karakteristik alamnya. Karena daerah di Indonesia ini dapat dikelompokan menjadi beberapa zona geografi tumbuhan.

Secara garis besar, tumbuh-tumbuhan dibedakan pada dua hal :
  1. Tumbuhan yang dapat dimakan (berguna, mengandung air, dapat dipakai sebagai obat-obatan, dll)
  2. Tumbuhan yang berbahaya (beracun).
Tumbuhan Yang Dapat Dimakan

Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi yang cukup adalah umbi (umbi batang / umbi akar), setelah itu baru buah, biji, dan daun.
Read More

Kode Etik Pecinta Alam Indonesia

“PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA ALAM BESERTA ISINYA ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA“

“PECINTA ALAM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT INDONESIA SADAR AKAN TANGGUNG JAWAB KAMI KEPADA TUHAN, BANGSA DAN TANAH AIR”

”PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA PECINTA ALAM ADALAH SEBAGAI MAKHLUK YANG MENCINTAI ALAM SEBAGAI ANUGERAH TUHAN YANG MAHA ESA“
Read More

Sejarah Gladian Nasional

Gladian Nasional merupakan pertemuan akbar pecinta alam se Indonesia. Menurut bahasa berasal dari “Gladi” (bahasa Jawa) yang mempunyai arti “Latihan” sehingga Gladian Nasional bisa diartikan sebagai “Ajang Latihan” bagi para pecinta alam guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam bidang kepecintaalaman dan kegiatan alam bebas. Gladian Nasional juga berperan sebagai wahana silaturahmi dan berbagi pengetahuan antar perkumpulan pecinta alam se Indonesia.
Read More

Definisi tentang kepecinta-alaman

Kalau kita menilik asal katanya, ‘Pecinta’ artinya orang yang mencintai, dan alam dapat diartikan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Kalau kita perjelas lagi, alam berarti segalanya, baik benda hidup maupun benda tak hidup, yang ada di dunia ini. Udara, tanah, dan air merupakan bagian dari alam yang membantu kelangsungan hidup kita. Demikian pula dengan tanaman, hewan, dan manusia, mereka termasuk bagian dari alam ini. Keberadaan mereka satu dengan yang lain saling mempengaruhi. Jadi, jelas bahwa diri kita masing-masing pun merupakan bagian dari alam semesta ini. Lalu dapatkah kita mengatakan bahwa Pecinta Alam adalah orang yang mencintai alam semesta beserta isinya, termasuk dirinya sendiri. Bagaimana pula dengan mereka yang memiliki hobby bertualang di alam bebas? Dapatkah mereka kita sebut Pecinta Alam?
Read More

Lahirnya kepecinta-alaman di Indonesia

Istilah Pecinta Alam di Indonesia sebenarnya belum lama dikenal. Dahulu memang sudah ada kelompok-kelompok yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan konservasi alam. Sejarah tentang kelompok Pecinta Alam, terutama yang ada kaitannya dengan upaya pelestarian alam, sudah tercatat sejak tahun 1912, dengan terbentuknya De Nederlandsh Indische Vereneging Tot Natuur Rescherming. Kemudian Pemerintah Hindia Belanda mulai terlibat secara konkret sejak tahun 1937, dengan terbentuknya Bescherming Afdeling Van’t Land Plantetuin. Sejak saat itu kegiatan kepecintaalaman mulai berkembang di Indonesia.

Pada tahun 1492 sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Saat itu belum jelas apakah mereka ini tergolong pendaki gunung pertama. Namun beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Barangkali mereka itu pemburu yang mendaki gunung. Tapi inilah pendakian gunung yang tertua pernah dicatat dalam sejarah.

Di Indonesia, sejarah pendakian gunung dimulai sejak tahun 1623 saat Yan Carstensz menemukan "Pegunungan sangat tinggi di beberapa tempat tertutup salju" di Papua.

Nama orang Eropa ini kemudian digunakan untuk salah satu gunung di gugusan Pegunungan Jaya Wijaya yakni Puncak Cartensz. Pada tahun 1786 puncak gunung tertinggi pertama yang dicapai manusia adalah puncak Mont Blanc (4807 m) di Prancis. Lalu pada tahun 1852 Puncak Everest setinggi 8840 meter ditemukan. Orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma menurut orang Tibet. Puncak Everest berhasil dicapai manusia pada tahun 1953 melalui kerjasama Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris. Sejak saat itu, pendakian ke atap-atap dunia pun semakin ramai.

Di Indonesia sejarah pecinta alam dimulai dari sebuah perkumpulan yaitu Perkumpulan Pentjinta Alam (PPA). Berdiri 18 Oktober 1953. PPA merupakan perkumpulan Hobby yang diartikan sebagai suatu kegemaran positif serta suci, terlepas dari 'sifat maniak'yang semata-mata melepaskan nafsunya dalam corak negatif. Tujuan mereka adalah memperluas serta mempertinggi rasa cinta terhadap alam seisinya dalam kalangan anggotanya dan masyarakat umumnya. Sayang perkumpulan ini tak berumur panjang. Penyebabnya antara lain faktor pergolakan politik dan suasana yang belum terlalu mendukung sehingga akhirnya PPA bubar di akhir tahun 1960. Awibowo adalah pendiri satu perkumpulan pencinta alam pertama di tanah air mengusulkan istilah pencinta alam karena cinta lebih dalam maknanya daripada gemar/suka yang mengandung makna eksploitasi belaka, tapi cinta mengandung makna mengabdi. "Bukankah kita dituntut untuk mengabdi kepada negeri ini?."

Sejarah pencinta alam kampus pada era tahun 1960-an. Pada saat itu kegiatan politik praktis mahasiswa dibatasi dengan keluarnya SK 028/3/1978 tentang pembekuan total kegiatan Dewan Mahasiswa dan Senat Mahasiswa yang melahirkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Gagasan ini mula – mula dikemukakan Soe Hok Gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964, ketika mahasiswa FSUI sedang beristirahat setelah mengadakan kerjabakti di TMP Kalibata. Sebenarnya gagasan ini, seperti yang dikemukakan Soe Hok Gie sendiri, diilhami oleh organisasi pencinta alam yang didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak gunung Pangrango. Organisasi yang bernama Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi itu keanggotaannya tidak terbatas di kalangan mahasiswa saja.

Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah melalui seleksi yang ketat.

Sayangnya organisasi ini mati pada usianya yang kedua. Pada pertemuan kedua yang diadakan di Unit III bawah gedung FSUI Rawamangun, didepan ruang perpustakaan. Hadir pada saat itu Herman O. Lantang yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FSUI. Pada saat itu dicetuskan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA, singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam.

Setelah bertukar pikiran dengan Pembantu Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar mengubah nama IMPALA menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Nama ini diberikan oleh Bpk Moendardjito. Mapala merupakan singkatan dari Mahasiswa Pencinta Alam. Dan Prajnaparamita berarti dewi pengetahuan.

Selain itu Mapala juga berarti berbuah atau berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Ide pencetusan pada saat itu memang didasari dari faktor politis selain dari hobi individual pengikutnya, dimaksudkan juga untuk mewadahi para mahasiswa yang sudah muak dengan organisasi mahasiswa lain yang sangat berbau politik dan perkembangannya mempunyai iklim yang tidak sedap dalam hubungannya antar organisasi.

Dalam tulisannya di Bara Eka 13 Maret 1966, Soe mengatakan bahwa :

Tujuan Mapala ini adalah mencoba untuk membangunkan kembali idealisme di kalangan mahasiswa untuk secara jujur dan benar-benar mencintai alam, tanah air, rakyat dan almamaternya. Mereka adalah sekelompok mahasiswa yang tidak percaya bahwa patriotisme dapat ditanamkan hanya melalui slogan-slogan dan jendela-jendela mobil. Mereka percaya bahwa dengan mengenal rakyat dan tanah air Indonesia secara menyeluruh, barulah seseorang dapat menjadi patriot-patriot yang baik.

Para mahasiswa itu, diawali dengan berdirinya Mapala Universitas Indonesia, membuang energi mudanya dengan merambah alam mulai dari lautan sampai ke puncak gunung. Mapala atau Mahasiswa Pecinta Alam adalah organisasi yang beranggotakan para mahasiswa yang mempunyai kesamaan minat, kepedulian dan kecintaan dengan alam sekitar dan lingkungan hidup. Sejak itulah pecinta alam pun merambah tak hanya kampus (Kini, hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia memiliki mapala baik di tingkat universitas maupun fakultas hingga jurusan), melainkan ke sekolah-sekolah, ke bilik-bilik rumah ibadah, sudut-sudut perkantoran, lorong-lorong atau kampung-kampung. Seakan-akan semua yang pernah menjejakkan kaki di puncak gunung sudah merasa sebagai pecinta alam.

Pada Awal tahun 1960-an kegiatan yang berorientasi pada pelestarian alam ini mendapat pengaruh yang cukup besar dari kegiatann kepanduan (scouting). Pandu, yang kini dikenal dengan nama Pramuka, berkembang pesat sejak tahun 1940-an, dan memang jenis kegiatan yang sering dilakukannya adalah kegiatan olahraga, rekreasi, petualangan, membaca jejak dan ketrampilan lainnya. Mau tidak mau, memang harus kita akui, bahwa kegiatan kepecintaalaman bertambah muatannya dengan jenis-jenis kegiatan petualangan karena adanya pengaruh dari kepanduan.

Istilah “Pecinta Alam” pertama kali diperkenalkan oleh Mapala Universitas Indonesia pada tahun 1975. Setelah berulang kali berganti nama, akhirnya mereka menamakan kelompoknya Mapala UI. Setelah itu, terutama di era 1980-an, perkembangan kelompok-kelompok Pecinta Alam semakin pesat di seluruh tanah air, sampai sekarang ini.

Awal mula tumbuhnya kepencinta alaman di Indonesia dipengaruhi oleh pergerakan kepanduan yaitu berupa Agen Rahasia dan Kurir. Dengan adanya Fase Orde Lama dan Orde Baru, kepanduan pecah akibat adanya pendapat yang Pro dan Kontra antara PRAMUKA dan WANADRI pada tahun 1964.Di tahun yang sama pada bulan Mei di bandung WANADRI diresmikan sebagai Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung. Dan MAPALA UI di JAKARTA pada penghujung tahun 1964 terbentuk dan diresmikan sebagai wadah Mahasiswa Pencinta Alam Unipersitan Indonesia.

Sedangkan di wilayah Sulawesi Selatan pada tahun 70-an berdiri sebuah organisasi kepencinta alaman dan pendaki gunung yaitu Libra Double Cross sebagai wadah Pencinta Alam tertua di Sulawesi Selatan.
Pada tahun 70-an kegiatan kepencinta alaman mulai berkembang mulai dari ekspeisi dan lain sebagainya dan secara serempak kemudian bermunculan perkumpulan yang lainnya yang serupa di berbagai kota di bumi Indonesia.

Pada tahun 1974 diadakan Gladian kepencinta alaman se Indonesia di Ujung Pandang yang menghasilkan kesepakatan bersama yaitu Kode Etik Pencinta Alam se-Indonesia yang dicetuskan di Pulau Kayangan Sulawesi Selatan. Sekarang Makassar. Pada akhir tahun 1974 pemerintah Sulawesi Selatan ingin menghimpun seluruh organisasi Pencinta Alam pada waktu itu, menjadi HIPALA oleh Andi Baso Amri. Karna dianggap pada waktu itu Pencinta Alam mempunyai Skill yang mapan dan massa yang banyak namum pada saat itupun gagal.

Reference
  1. http://www.gapala-smadah.co.cc/2009/01/sejarah-perkembangan-pecinta-alam-di.html
  2. http://mandapala.blogspot.com/2011/06/sejarah-dan-dinamika-ke-pecinta-alaman.html
  3. http://mapalaa.blogspot.com/2013/01/mapala-unasman.html 
Read More

Selamat Datang

Selamat datang di dunia kepecinta-alaman. Semoga kita bisa menjadikan alam sebagai tempat yang layak untuk semua makhluk di muka bumi ini. Pada bagian selajutnya kita akan mencoba berbagi keilmuan dan pengalaman dalam bidang kepecinta-alam dan kegiatan alam bebas lainnya.
Materi yang akan disampaikan pada bagian selanjutnya:
Read More